Nama : Fahrurrozi Fiqi Sanjaya
Jurusan : Fisioterapi S1
NIM :
J120110016
6
INTEGUMENT
1.
Anatomi,
histologi dan fisiologi
Kulit
merupakan selaput penutup badan, organ essensial serta vital estetika, sebagai
pelindung tubuh. Kulit merupakan organ tubuh yang paling luas (1,2 – 2 Meter)
dengan tebal 0,5-5 mm, beratnya sekitar 15% berat badan, dan merupakan struktur
mikroanatomi yang komplek. 1 inchi kulit terdiri dari 650 kelenjar keringat, 65
filokel rambut, 19 yards kapiler, 78 yards saraf, serta ribuan sel sensorik dan
sel langerhans.
Rasa
sentuhan dapat disebabkan oleh rangsangan pada ujung saraf yang berbeda-beda
pada kulit menurut ujung saraf yang dirangsang, baik itu panas, dingin, maupun
sakit yang ditimbulkan karena tekanan dalam rasa dari suatu benda, misalnya
mengenai otot dan tulang. Indra rasa raba terdapat pada kulit dan dapat
berfungsi sebagai pelepas panas yang ada pada tubuh. Kulit banyak memiliki
ujung-ujung saraf rasa yang menerima rangsangan dari luar dan diteruskan ke
pusat saraf di otak. Reseptor-reseptor tersebar luas pada lapisan epitel dan
jaringan ikat tubuh manusia, selain itu di dalam kulit juga terdapat
tempat-tempat tertentu yang sensitif terhadap rasa panas dan sakit.
Rasa
mekanik, suhu, dan rasa nyeri berbeda dengan alat indra lain yang reseptor
tergabung dalam satu atau dua organ tertentu.masing-masing modalitas rasa ini
berdiri sendiri secara terpisah dan tersebar dari seluruh bagian tubuh. Serat
aferen tidak membentuk berkas saraf khusus, tetapi tersebar pada banyak saraf
perifer dan jaringan saraf di pusat. Dengan demikian, modalitas rasa ini tidak
membentuk alat indra tertentu yang khas.
Ø Rasa mekanik
Dengan
menggunakan Aestesiometer dapat
mengeetahui bagian kulit yang paling peka terhadap rangasangan pada permukaan
kulit yang peka. Titik tekan lebih padat dibandingkan dengan kulit yang lain,
hal ini merupakan manifestasi adanya reseptor tekan pada kulit di bawahnya.
1. Ambang
Diskriminasi Spasial (ADS), merupakan kemampuan untuk membedakan dua titik yang
saling berdekatan sebagai titik yang terpisah, yaitu ambang diskriminasi
spasial suksesif (pengganti) dan ambang diskriminasi spasial simultan.ADS
suksesif lebih kecil dibandingkan ADS simultan.
2. Reseptor
gatal, merupakan pengindra yang memiliki kecepatan tinggi dan terdapat pada
reseptor akar rambut. Intensitas yang ditimbulkan oleh gerakan rambut tadi
berbanding langsung dengan kecepatan gerak rambut hanya jika rambut itu
bergerak.
3. Reseptor
getar, rangsangan berbentuk gelombang siku yang kuatnya sama dengan beberapa
kali lebih kuat dari ambang rangsangan. Reseptor ini menghasilkan satu impuls
saja dan sangat cepat beradaptasi. Reseptor gatal ini merupakan reseptor
percepatan struktur yang mempunyai sifat sesuai dengan badan pacini.
4. Reseptor
geli, melalui ujung saraf bebas, yang merupakan ujung saraf pengindra, ambang
rangsangan hanya dapat mengetahui adanya rangsang untuk reseptor. Rangsangan
mekanik ringan bergerak seperti gerakan serangga kecil yang bergerak di kulit.
Rasa gatal ditimbulkan oleh rangsangan frekuensi rendah yang dihasilkan oleh
sesuatu yang bergerak pada kulit secara berulang pada serabut-serabut saraf
kulit. Distribusi pada rasa gatal terjadi pada kulit, maka membran mukosa
tertentu dan rasa nyeri biasanya terjadi berulang-ulang.
Ø Rasa suhu
Memiliki
2 submodalitas, yaitu rasa dingin dan rasa panas.. kecepatan rasa dingin lebih
cepat pengukurannya dibandingkan dengan rasa panas. Sifat reseptor rangsangan
suhu adalah selalu mengeluarkan impuls pada suhu kulit yang konstan dan
frekuensinya tergantung pada suhu kulit itu sendiri, pada penurunan/kenaikan
suhu akan terjadi perubahan frekuensi impuls, tidak peka terhadap rangsangan lain,
ambang rangsang sesuai dengan kepekaan rasa suhu manusia terhadap rangsangan
suhu di kulit, serta mempunyai daerah reseptif yang sempit, setiap serat eferen
hanya mempersarafi satu atau beberapa titik rasa suhu saja.
1. Rasa
suhu kulit tetap (statis), terjadi apabila tubuh seseorang beradaptasi secara
penuh terhadap suhu kulit yang baru, terjadi pada keadaan suhu netral (suhu
nyaman).
2. Rasa
suhu kulit yang berubah, terdapat 3 parameter tertentu, yaitu suhu awal,
kecepatan perubahan suhu, dan luas kulit yang terpapar rangsangan suhu.
3. Titik-titik
rasa dingin dan rasa panas, yaitu permukaan kulit yang peemukaan kulit yang
peka terhadap rasa panas dan dingin yang berlokasi pada titik-titik tertentu.
Kepadatan titik rasa suhu lebih rendah dibandingkan dengan titik rasa
raba/tekanan.
Ø Rasa propriosepsi
Berasal
dari dalam tubuh, biasanya disebut juga rasa dalam, tidak terdapat pada kulit,
tetapi terdapat pad bagian yang lebih dalam, misalnya otot, tendon dan sendi.
Informasi propriosepsi dihantarkan ke medula spinalis melalui kolom dorsal dan
masuk ke dalam cerebellum, sebagian berjalan ke laminikulus medial, talamus,
dan sebagian lagi ke korteks. Impuls berasal dari kumparan otot berbentuk urat
golgi, organ sensorik dalam dan sekitar sendi. Neuron dalam korteks sensoris
berespons terhadap gerakan-gerakan tertentu. Terdapat 3 submodalitas, yaitu :
1. Rasa
posisi, mengindrai bagaian-bagian tubuh dalam ruang atau posisi ruas sendi
tubuh yang satu dengan ruas sendi yang berdekatan, rasa ini sedikit sekali,
bahkan mungkin tidak beradaptasi.
2. Rasa
gerakan, timbulnya menghindari gerak pada setiap sendi dan berapa besar
perubahan sudut dan kecepatan gerak pada sendi yang bergerak.
3. Rasa
kekuatan, seberapa besar kekuatan atau tahanan yang dikerahkan untuk gerak
otot.
Ø Rasa nyeri
Ditimbulkan
oleh rangsangan yang merusak. Rasa ini berfungsi melindungi dan mencegah
kerusakan lebih lanjut dari jaringan yang terkena. Modalitas rasa nyeri terdiri
dari submodalitas nyeri somatik, yaitu nyeri permukaan, nyeri dalam, dan nyeri
viseral.
Ø Rasa gatal
Merupakan
bentuk khusus rasa nyeri yang timbul pada kondisi perangsangan tertentu.
Semakin kuat rangsangan suatu rasa, rasa gatal yang timbul akan digantikan
dengan ras nyeri. Bila rangsangannya mencapai intensitas yang tinggi, maka rasa
gatal yang dialami dapat hilang. Pada jaras spinotalmik, yang sedang dilewati
rasa gatal dilewati juga oleh rasa nyeri dengan cara tertentu jika titik gatal
sesuai dengan titik nyeri. Reseptor gatal terletak pada bagian permukaan,
sedangkan reseptor nyeri terdapat lebih dalam dari kulit.
a.
Lapisan
epidermis
Lapisan
epidermis merupakan lapisan kulit yang berada paling luar. Epideermis berfungsi
sebagai pembentukkan penampilan kulit, menjaga kelembapan kulit, mencegah
penetrasi bakteri, serta sebagai penangkal radikal bebas. Lapisan epidermis
tidak mengandung pembuluh darah, saluran getah bening serta jaringan saraf. Nutrisi
yang di ambil oleh epidermis berasal dari lapisan dermis. Selain itu juga
epidermis merupakan lapisan kulit yang menerima reaksi dari kosmetik. Memiliki
beberapa macam sel, yaitu keratinosit, melanosid, dan langerhans.
Lapisan
epidermis terdiri dari 5 sublapisan, yaitu :
1. Stratum
korneum, yaitu lapisan yang mengalami keratinisasi, selnya terdiri dari protein
amorf, fibiliar, dan membran lpasma yang menebal (sel tanduk). Pembaruan
epidermis terjadi setiap 15-30 hari.
2. Stratum
lusidium, translusen yang terdiri dari lapisan tipis sel eosinofilik yang
merupakan lapisan yang tipis dan bening.
3. Stratum
granulosum, dibentuk oleh lapisan ganda lipid.
4. Stratum
spinosum, dapat dijumpai pada tenofilamen/tenofibril, untuk mempertahankan
kohersi antar sel dan melawan akibat dari abrasi kulit, memiliki sel
langerhans.
5. Stratum
germinativum/basale, terdiri atas selapis sel kuboid/silindris basofilik di
atas lamina basale, memisahkan antara dermis dan epidermis.
b.
Lapisan
dermis
Lapisan
dermis berfungsi sebagai jaringan ikat yang menunjang epidermis dan mengikat
dengan jaringan subcutan. Papila dermis saling mengunci dengan juluran-juluran
epidermis, lamina basale dapat dijumpai antara stratum basale dan stratum
papilare. Sublapisan dermis antara lain :
1. Stratum
papilare, tersusun atas jaringan ikat longgar (fibrobas dan sel jaringan ikat),
terdapat banyak sel mast dan makrofag, terdapat leukosit yang keluar dari
pembuluh ekstravasi), serta terdapat serabut kolagen dari lamina basalis.
2. Stratum
jaringan ikat padat yang tidak teratur, kolagen (banyak serat elastin tebal,
sedikit sel), jika usia berkurang, jumlah kolagen dan elastin berkurang.
Lapisan
dermis memiliki beberapa komponen, yaitu jaring
- jaring pembuluh darah dan limfe, turunan epidermis (filokel rambut,
kelenjar keringat, kelenjar sebacea), serat saraf/serat pasca gangolik/ganglia
simpatis (ujung saraf aferen yang membentuk jalinan superfisial dermis dari
ujung saraf bebas, folikel rambut dan persarafan organ sensoris).
c.
Jaringan
subcutan (endodermis)
Tersusun
atas jaringan ikat longgar (memungkinkan
kulit bergeser di atas), hipodermis yang banyak mengandung sel-sel
lemak, berfungsi sebagai bantalan, penyekat lemak, serta tempats penumpukan
energi.
Kulit
memiliki beberapa fungsi, yaitu :
a. Sebagai
proteksi (menjaga bagian dalam dari fisik, mekanik, gosokan, tarikan, tekanan,
panas, dingin, dan lain-lain), karena adanya bantalan lemak dan ketebalan
kulit.
b. Fungsi
ekskresi (mengeluarkan sisa-sisa metabolisme tubuh, NaCl, urea, asam urat
amonia) melalui kelenjar kulit yang memiliki keasaman Ph 5-6,5.
c. Fungsi
absorbsi (permiabilitas kulit, sehingga memungkinkan respirasi 02, C02, dan uap
air), melalui celah antar sel, menembus epidermis dan bermuara di saluran
kelenjar.
d. Fungsi
Persepsi, melalui ujung saraf sensoris di dermis dan subcutis.
e. Fungsi
thermoregulasi, mengeluarkan keringat dan mengkerut jika kedinginan.
f. Keratinisasi,
g. Pembentukan
pigmen (warna) kulit.
h. Pembentukan
vitamin D (merubah dehidrolesterol).
Faktor-faktor
yang mempengaruhi kesehatan kulit antara lain keadaan lingkungan, sinar UV
(ultraviolet), pola hidup, serta pola makan.
Kulit
terdiri dari 3 lapisan, yaitu lapisan epidermis, lapisan dermis dan lapisan
endodermis. Lapisan epidermis terdiri dari 5 sub lapisan, yaitu stratm korneum,
stratum lucidum, stratum granulosum, stratum spinosum, stratum basale. Lapisan
dermis terdiri dari 2 sub lapisan, yaitu lapisan pars papilare dan pars
retikulare. Lapisan endodermis (sus cutis) terdiri dari jaringan ikat longgar,
ujung saraf tepi, pembulih darah dan saluran getah bening.
2.
Patomekanisme
gejala/patologi
Kulit
pasien yang berminyak, bau badan serta kandungan lipid yang tinggi.
3.
Hubungan
kulit berminyak dengan bau badan
Ketika
kita berkeringat, bau badan yang tidak sedap kerap kali muncul. Selain
menggunakan deodoran, kita juga dapat menghilangkan bau badan dengan cara mandi
yang teratur dan menggunakan pakaian yang menyerap keringat.
Bau
badan muncul ketika terjadi kontak antara keringat dengan beberapa jenis
bakteri di permukaan kulit. Bakteri tersebut menguraikan lemak dan protein
dalam keringat, dan menghasilkan senyawa asam yang dapat menimbulkan bau khas
keringat yang tidak sedap. Biasanya terjadi pada daerah yang terlindung atau
lipataan tubuh.
Faktor
lainnya adalah adanya dua macam kelenjar keringat, yaitu accrine (kelenjar
keringat luar) dan apocrine (kelenjar keringat dalam).accrine memproduksi
keringat bening dan tidak berbau, yang bekerja sejak seseorang masih bayi,
sedangkan apocrine baru aktif saat seseorang menginjak masa pubertas. Jika
kelenjar apocrine terkena bakteri, maka dapat menimbulkan bau yang tidak
sedap/bau badan. Kelenjar acrine tersebar hampir di seluruh permukaan tubuh,
jumlahnya sekitar 1000-2000 kelenjar untuk setiap inci kulit manusia. Cairan
keringat yang dihasilkan acrine berfungsi menurunkan temperatur tubuh pada
kondisi tertentu. Saat cuaca panas atau setelah beraktivitas, tubuh berkeringat
untuk menyesuaikan diri dengan suhu tubuh di sekitarnya.
Sedangkan
kelenjar apocrine hanya terdapat pada bagian tubuh tertentu manusia, terutama
di daerah perakaran rambut, seperti ketiak dan kemaluan, lipatan pada paha, dan
seputar kaki. Pada setiap helai rambut terdapat satu apocrine. Cairan keringat
hasil produksi apocrine lebih kental dan berminyak, karena mengandung lemak dan
protein. Di pangkal rambut ketiak banyak terdapat pori-pori, muara kelenjar
yang mengalirkan keringat ke ketiak. Karena lipatan badan selalu bergesekan,
secara fisiologik dilumasi dengan keringan yang mengandung lemak, atau asam
lemak.
Jadi,
keringat yang dihasilkan oleh kelenjar apocrine bertemu dengan beberapa
bakteri, dan juga bergesekan dengan bagian tubuh tertentu dapat menyebabkan
lemak menjadi asam lemak, yang menimbulkan bau badan. Selain itu juga kelenjar
apocrine menghasilkan keringat yang lebih kental dan berminyak.
4.
Hubungan
kandungan lipid
Kandungan
lipid (asam lemak) diproduksi oleh kelenjar apocrine yang berlebihan ketika
bertemu dengan bakteri ataupun mendapatkan gesekan pada lipatan-lipatan tubuh,
akan menyebabkan bau tidak sedap. Pakaian yang tidak menyerap keringat akan
membuat keringat tertahan di tubuh dan membuat bakteri dengan mudah berkembang
biak.
5.
Differensial
diagnosa
a.
Biang
Keringat
Biang
Keringat adalah suatu ruam kulit yang menyebabkan gatal-gatal. Paling sering
ditemukan pada anak-anak, tetapi bisa menyerang usia berapapun. Bagian tubuh
yang sering membentuk biang keringat adalah batang tubuh dan paha. Penyebab
biang keringat adalah penyumbatan pada pori-pori yang berasal dari kelenjar
keringat. Pada saat cuaca panas tubuh mengeluarkan keringat, tetapi karena
adanya penyumbatan maka keringat tertahan di dalam kulit dan menyebabkan
terbentuknya benjolan kecil berwarna merah.
Gejala
biang keringat terjadi jika saluran kelenjar keringat tersumbat, maka keringat
yang tertahan menyebabkan terjadinya peradangan, yang selanjutnya akan
menimbulkan iritasi dan gatal-gatal. Biang keringat biasanya tampak sebagai
lepuhan yang sangat kecil atau benjolan kemerahan yang sangat kecil di kulit.
b.
Keringat
Berlebihan (Hiperhidrosis)
Keringat
Berlebihan (Hiperhidrosis) adalah suatu penyakit yang ditandai dengan keringat
yang berlebihan. Keringat berlebihan bisa terjadi di:
-
tangan (hiperhidrosis palmaris)
-
ketiak (hiperhidrosis aksilaris)
-
kaki (hiperhidrosis plantaris).
Penyebab
yang pasti tidak diketahui, apakah terdapat hiperaktivitas pada rantai sistem
saraf simpatis sebagai pengendali pembentukan keringat atau hiperaktivitas pada
kelenjar keringatnya sendiri. Beberapa hal yang menyebabkan seseorang
mengeluarkan keringat yang berlebihan:
1. Makanan atau minuman tertentu.
Minuman panas dan minuman yang mengandung
kafein atau alkohol bisa membuat kita berkeringat. Makanan pedas juga bisa
menyebabkan berkeringat.
2. Obat-obatan.
– Beberapa anti-psikosa yang digunakan
untuk mengobati kelainan jiwa
– Morfin
– Tiroksin dosis tinggi
– Overdosis obat pereda nyeri (misalnya
aspirin dan asetaminofin).
3. Menopause.
Wanita yang memasuki masa menopause bisa
mengalami hot flashes, dimana terjadi peningkatan suhu kulit yang disertai
dengan keringat dan kegerahan. Hal ini terjadi karena adanya penurunan kadar
estrogen.
Beberapa wanita menopause bahkan sering
terbangun pada malam hari karena pakaiannya basah oleh keringat.
4. Hipoglikemia.
Kadar gula darah yang rendah sering
dijumpai pada penderita diabetes yang mengkonsumsi insulin atau obat
anti-diabetes-oral. Gejala awalnya adalah berkeringat, badan gemetaran, lemah,
lapar dan mual.
Hipoglikemia juga bisa terjadi setelah
makan, terutama pada orang-orang yang telah menjalani pembedahan lambung atau
usus.
5. Demam.
Demam terjadi jika suhu tubuh naik sampai
diatas batas normal. Demam bisa terjadi pada berbagai jenis infeksi batreri dan
virus.
Pada saat suhu tubuh mulai turun kembali,
bisa disertai dengan keringat yang berlebihan.
6. Hipertiroidisme.
Kadang kelenjar tiroid menghasilkan
sejumlah besar hormon tiroksin. Hal ini bsa menyebabkan penurunan berat badan,
denyut jantung yang cepat atau tidak teratur, gelisah, peningkatan kepekaan
terhadap panas dan keringat yang berlebihan.
7. Serangan jantung.
Serangan jantung terjadi jika aliran
darah ke otot jantung berkurang. Gejalanya adalah nyeri dada yang menyebar ke
bahu, lengan atau punggung, sesak nafas dan keringat berlebihan.
8. Tuberkulosis.
Salah satu gejala tuberkulosis adalah
berkeringat di malam hari.
9. Malaria.
Gejala malaria berhubungan dengan siklus
hidup parasit penyebabnya. Pada awalnya penderita menggigil, sakit kapala, mual
dan muntah; ketika suhu tubuh mulai turun, akan keluar banyak keringat.
Penderita mengeluarkan keringat yang berlebihan, yang bisa menghambat
aktivitasnya sehari-hari. Hal ini kadang dipicu oleh stres, emosi atau olah
raga, tetapi juga bisa terjadi secara spontan. Pada hiperhidrosis palmaris,
tangan penderita lembab dan basah. Hal ini menimbulkan masalah sosial karena
setiap mereka bersalaman akan menyebabkan telapak tangan lawannya juga basah.
Pada hiperhidrosis aksilaris, penderita banyak mengeluarkan keringat di
ketiaknya sehingga harus sering berganti pakaian. Pada hiperhidrosis plantaris,
keringat yang berlebihan di kaki menyebabkan kaos kaki dan sepatu menjadi
lembab dan timbul bau yang tidak sedap (bromhidrosis), karena adanya bakteri
atau jamur di kulit yang basah. Bagian tubuh yang mengalami hiperhidrosis
sering berwarna merah muda atau putih kebiruan, dan pada kasus yang lebih parah
kulit dapat pecah-pecah dan bersisik, terutama pada kaki.
c.
Moluskum
Kontangiosum
Moluskum
Kontagiosum adalah suatu infeksi kulit yang berupa benjolan licin berminyak dan
berwarna seperti kulit. Merupakan infeksi yang biasa ditemukan pada anak-anak. Paling
sering menyerang wajah, ketiak, leher, lengan dan tangan, tetapi bisa ditemukan
di bagian tubuh manapun kecuali telapak tangan dan telapak kaki. Penyebabnya
adalah virus pox. Virus ini sangat menular, bisa menular melalui sentuhan kulit
langsung atau melalui hubungan seksual dan bisa menginfeksi kulit di bagian
tubuh manapun.
Gejalanya
berupa benjolan biasanya memiliki diameter kurang dari 1 cm dan di tengahnya
terdapat lekukan yang sangat kecil. Kadang sebuah benjolan tunggal bisa tumbuh
sampai sebesar 3,5 cm. Paling sering ditemukan di selangkangan dan daerah
kemaluan (tetapi tidak biasa ditemukan di penis atau vagina). Benjolan biasanya
tidak terasa gatal ataupun nyeri dan bisa ditemukan secara tidak sengaja ketika
penderita sedang menjalani pemeriksaan fisik. Di bagian tengah benjolan
seringkali terdapat lekukan kecil yang berisi bahan seperti pasta dan berwarna
putih, yang merupakan ciri khas untuk moluskum kontagiosum.
6.
Kesimpulan
Kemungkinan
pasien menderita hiperhidrosis
(keringat berlebih). Kulit yang mengeluarkan minyak berlebih memang sering
dialami oleh remaja. Kulit berminyak disebabkan oleh kandungan lipid/lemak yang berlebih. Makanan merupakan
salah satu faktor yang mempengaruhi produksi minyak. Selain itu juga ada
beberapa faktor lain yang mempengaruhi produksi minyak yang berlebih, antara
lain stres, paparan panas/lembab, ketidakseimbangan hormon.
Bau
badan yang diderita kemungkinan disebabkan oleh bahan pakaian yang tidak
menyerap keringat. Selain itu juga pakaian yang dipakai secara bergantian dapat
menyebarkan bakteri yang dapat menyebabkan bau badan. Kemungkinan orang yang
sebelumnya menggunakan pakaian tersebut sudah terpapar bakteri yang menimbulkan
bau badan/menguraikan lemak menjadi asam lemak. Bau badan terjadi karena adanya
kontak antara bakteri di permukaan kulit dengan keringat. Bakteri tersebut
menguraikan protein di dalam keringat, dan menghasilkan senyawa asam yang
menyebabkan bau khas keringat, dan biasanya terjadi di daerah yang terlindung/lipatan
tubuh.
Untuk
menghidari bau badan dan minyak yang berlebih dapat dengan cara mandi yang
teratur, tidak memakai pakaian bergantian dengan orang lain, menggunakan pakaian dengan bahan yang menyerap
keringat.
7.
Daftar
pustaka
Syaifuddin. 2009. Fisiologi Tubuh Manusia Untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika.
Syaifuddin. 2009. Anatomi Tubuh manusia Untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika.
Tranggono, Retno Iswani. 2007. Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik.
Jakarta: Gramedia Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar